MASJID BARU DESA BEURANDANG

MASJID BARU DESA BEURANDANG
foto terbaru 01 Oktober 2013

Monday 14 April 2014

Wasiat Endatu Aceh

WASIAT ENDATU BANGSA ACEH

Nabi Khiddir As, Pada Syèch Abdul Rauf Syiah Kuala Dan
Sulthan Iskandar Muda di Istana Kutaraja, Tersurat dalam
Naqal Syèc

1. Bahwa lebih kurang dalam tahun 1260 H. Negeri Acheh
akan ditimpa bala bencana.

2. Bahwa dalam tahun 1320 H. Negeri Acheh dikalahkan oleh
Kerajaan "Ba" (Belanda), yang datang dari pihak barat.

3. Bahwa beberapa lama kemudian lebih kurang 40 musem.
Kerajaan "Ba" (Belanda), dikalahkan oleh Kerajaan
"Jim" (Jepang), yang datang dari pihak matahari terbit.

4. Bahwa lebih kurang empat musem Kerajaan
"Jim" (Jepang), menguasai Negeri Acheh, tiba-tiba ia keluar
dalam sekejab mata, karena dikalahkan oleh praja (syimbol)
Ajam, praja gajah, praja beruang, praja singa ( Sekutu ) dan
barang sebagainya .

5. Setelah Kerajaan "Jim"( Jepang) keluar, maka negeri
Acheh dan negeri dibawah angin lainnya, atas usaha isi
negeri itu, akan berdiri satu Kerajaan yang menaklukkan
negeri Acheh dan negeri dibawah angin lainnya ( negeri
kosong pemimpin ). Kerajaan itu bernama ber-awalan huruf,
"Alif" (Indonesia) dan ber-akhiran dengan huruf "Jim"(Jawa).

6. Kerajaan itu akan berdiri sampai kuat, akan tetapi negeri
haru-hara, banyak pertumpahan darah, rakyat banyak
mudharat, kehidupan susah, perdagangan mahal, pakaian
dan makanan mahal. Yang pandai tutup mulut, orang-orang
besar banyak yang dusta. Semua rakyat berpaling muka
pada pembesar itu. Perampasan terjadi di ditiap-tiap
simpang, dengan tidak bersenjata dan banyak orang pada
masa itu sangat suka pada kuning dan merah dengan
menanti yang tidak mengaku "Allah" dan bermusuhan dengan
agama yang ada diatas bumi ini.

7. Bahwa pada waktu itu ummat Islam banyak tersesat,
karena kurang ilmu, kurang amal, lemah iman, banyak dosa,
ketika itu banyak ummat Islam meninggalkan "Mazhab" yang
empat dan membuat "Mazhab" kelima dan itulah tanda huru-
hara, kutok dan bala.

8. Manusia pada waktu itu banyak membuang adat istiadat
sendiri dan mengambil adat istiadat orang lain. Pada masa
itulah manusia telah banyak meninggalkan Syariat Nabi
Muhammad SAW dan mengkafirkan i'tikad Ahlussunnah
Waljama-ah dan pada waktu itulah orang negeri banyak
meungikut huruf "enam" dan ada juga yang suka pada huruf
Fa (Fasek) - Qaf (Qufur) - Jim ( Jahil) atau Qaf ( Qufur ) -
Mim ( Murtad ) - Jim (Jahil) - Nun (Nakal) dan Sin (sesat).
Mereka tidak mengaku adanya Tuhan Rabbul A'lamin.

9. Bahwa nanti akan datang pada satu masa rakyat bangkit
dengan amarahnya seperti api ¬yang menyala-nyala.
Bermaksud membela negeri dan hendak melepaskan diri dari
kuning dan merah dan barang sekaliannya. Akan tetapi
kelakuannya bermacam-¬macam ragam dan pada akhirnya,
yang memindahkan kuning dan merah itulah yang menang.
Nyakni golongan yang tidak suka pada pekerjaan atau
perbuatan yang salah. Serta berdiri agama meunurut
Ahlussunnah Walajama-ah, yang bermazhab dengan mazhab
"empat" . Negeri aman, damai, adil dan makmur seperti
dahulu kala, nyakni akan menang orang ber-iman.

10. Pada tahun 1440 H. Negeri Acheh Akan dikuasai oleh
Kerajaan Ajam (Rakyat) yang dipimpin oleh pemimpin yang
timbul dari rakyat yang berdarah pemimpin ade. Manusia
pada waktu itu kuat agamanya, kuat imannya. Bidang
ibadah dan pengajian di Dayah-dayah sangat ramai dari
orang menuntut ilmu, tapi manusia pada waktu itu banyak
yang takut, baik orang biasa, tgk-tgk, tgk-tgk dayah, orang
mengaji dan tgk-tgk di kampung-kampung sangat takut
kepada penyakit yang tidak dapat dikesan, diperiksa dengan
alat medis.

Penyakit itu dianya, tenun atau sihir, karena banyak manusia
kala itu juga menuntut dan mengamalkan ilmu-ilmu sihir
atau ilmu hitam.Kala itu, masa datangnya pemimpin ade
yang menjalankan adat dan hukom. sampai negeri aman,
damai, adil dan makmur, sejahtera seperti dahulu kala. (akan
berdiri kembali Kesulthanan Acheh Serambi Makkah Wal
aman).

Wassallam. Wahusnul Khatimah Ala Mantabial Huda.
Wallahu Aklam Bissawab.

Kitab Mandiyatul Badiah. Syech Abdul Raul Syiah Kuala.
*Geupeutubiet/Geusu-son le Tgk. Syamsuddin Yahya
(Lhoknga Bireun).

*Kabar ACEH Terkini